Pasang Iklan di Kereta Commuterline dan BuswaySelasa, 01 Januari 2019![]() Selanjutnya |
Artikel lainnya |
Samsung Galaxy S9 dan S9 Plus Hadir di IndonesiaSenin, 26 Februari 2018![]() Selanjutnya.. |
Notch Remover, Penghilang Lekuk pada Layar iPhone XRabu, 15 November 2017![]() Selanjutnya.. |
Artikel lainnya |
Akhirnya setelah tak terlihat sema sekali di Jalan Raya karena "dikandangkan" bus Transpakuan Bogor, bus milik Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) Kota Bogor jalan lagi.
Rabu kemarin, 22 November, Wali Kota Bogor, Bima Arya meresmikan operasi empat buas Transpakuan itu. Tidak semua, karena baru empat bus yang jalan dengan trayek Cidangiang-Sentul City. "Bus yang jalan ini, dua dari bus lama dan dua bus baru yang sudah beres STNK-nya," kata pelaksana harian Direktur Utama PDJT, Rakhmawati.
Jumlah seluruh bus milik PDJT adalah 29 bus, sebagian diantaranya rusak dan tengan direnovasi. Sebanyak 17 diantaranya berusia 12 tahun.
Menurut Rakhmawati, akhir Desember akan dioperasikan rute Cidangiang-Bubulak. Ia mengharap saat itu Jalan Soleh Iskandar sudah tidak sepadat sekarang.
Di Jalan Soleh Iskandar kini tengah dibangun flyover yang membuat jalan itu setiap hari macet. Pembangunan berbulan-bulan ini membuat para penghuni perumahan di sekitar tempat itu mengalami kesulitan untuk mengakses jalan keluar dan masuk kediaman mereka. "Benar-benar menjengkelkan lewat jalan ini, apalagi jika hari Sabtu," kata Wila, warga perumahan Yasmin.
Transportasi, salah satu bidang yang dijanjikan Bima Arya untuk dibenahi memang belum menunjukkan hasil signifikan. Kemacetan di Bogor masih terus terjadi, dan ini ditambah dengan penggalian kabel atau sarana PDAM yang membuat kemacetan bertambah-tambah.
Ini misalnya yang terjadi sekarang di sepanjang jalan dari Talang hingga daerah Warung Jambu. Terjadi penggalian pipa yang membuat jalan menyempit. "Semestinya penggalian dan pembenahan itu diumumkan sampai kapan selesai, sehingga warga tahu dan pemborong juga bertanggungjawab cepat menyelesaikannya," kata Wisnu, warga Bangbarung. Penggalian tanpa pengumuman dan kepastian yang bisa diketahui warga, menurut dia, terkesan seperti seenaknya di mata warga. "Yang menderita adalah warga Bogor, pengguna jalan," katanya. (Ken)